Makalah sejarah
Indonesia
Teori masuknya dan
perkembangan hindu-budha di Indonesia
Kelompok 6 : 1. Nabila Syahda N (23)
2. Puspita Candradewi (24)
3. Wahib Adiyatma (31)
Kata
Pengantar
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul: “TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA HINDU-BUDHA DI INDONESIA”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Purworejo,5 Agustus 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................
DAFTAR ISI................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................
A.
Latar Belakang.....................................................................
B.
Tujuan Penulisan..................................................................
C.
Manfaat Penulisan..............................................................
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Latar belakang
Catatan awal abad masehi mengenai kedatangan
orang-orang Hindu dan Buddha dari India ke Indonesia tidak diketahui dengan
pasti.Adapun hubungan antara India,Cina,dan Indonesia berasal dari catatan
orang Cina pada abad ke-5M.
Menurut catatan tersebut,agama Buddha yang
masuk ke Indonesia tidak hanya berasal
dari India,tetapi juga dari Cina.Sejak awal abad masehi,Cina mulai
mengembangkan kekuasaannya ke wilayah Asia Tenggara dan membentuk kerajaan yang
berkiblat ke Cina.Penjelajah Cina yang yang paling awal menyambut dan mengenal Jawa ialah Fa Hsien. Ia menetap
selama 12 tahun di India.Ketika dalam perjalanan pulang ke Cina,Ia Hsien beserta
rombongan yang berjumlah 100 orang,singgah di Jawa Mereka singgah selama lima
bulan sejak Desember 412 sampai Mei 413.
Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Jawa, Sumatera, Kanton (Cina),
Sri Lanka, dan Kashmir (India) dicatat pula oleh Gunawwarma. Ia adalah seorang
pangeran dari kashimir yang pernah tinggal lama di Jawa Pada 422,ia menyebarkan
Buddhisme sebelum berlayar ke Cina.Catatan singkat dari Gunawarmma ini
menunjukkan bahwa pengaruh kebudayaan India atau Cina bisa masuk melalui
hubungan pelayaran dan perdagangan antara Indonesia (Jawa) dan negeri-negeri di
Asia Tenggara,Timur,dan Selatan.
Tujuan Penulisan
Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan tentang masuk dan berkembangnya hindu budha
di Indonesia
Manfaat Penulisan
Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas
masalah pokok tentang hari akhir. Pembahasan ini bermanfaat untuk :
ü Memperluas
wawasan tentang masuk dan berkembangnya hindu budha di Indonesia
ü Sebagai
sumber belajar bagi siswa
BAB II
1. Jalur masuknya hindu budha di Indonesia
Para
penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia
mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur
India–Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu
dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke
Nusantara.
Sementara
itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea,
dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia
dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
Para
penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti
para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai
dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India
utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian
berlayar menuju Indonesia.
Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa
hubungan dagang antara India dan Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan
hubungan perdagangan antara Indonesia dan Cina. Bukti keterlibatan Indonesia
dalam perdagangan mancanegara banyak kita dapati dari sumber-sumber luar negeri
dan dalam negeri, seperti berikut.
1. Berita dari Cina
Berita dari Cina yang memuat
keterlibatan bangsa Indonesia dalam perdagangan internasional, antara lain
sebagai berikut :
a.
Catatan Dinasti Han, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, dan Dinasti Ming, menjelaskan
bahwa sejak awal tahun masehi telah terjadi hubungan dagang antara Cina dan
Indonesia . Hubungan dagang itu terbukti dari banyaknya barang-barang keramik
(porselen) Cina yang ditemukan di Indonesia.
b.
Fa-Hien, seorang musafir yang singgah di To-lo-mo selama lima bulan dalam
perjalannya dari India ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud dengan Tolomo adalah
Kerajaan Tarumanegara yang muncul di Jawa Barat pada sekitar abad ke-5M.
c.
I-Tsing, seorang peziarah dan rahib Buddha. Dalam catatannya, ia menuliskan
kesan tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di asia
pada abad ke-7 M.
2. Berita dari India
Berita tertua terdapat dalam kitab
Ramayana yang menyebutkan bahwa Dewi Sinta diculik oleh Rahwana, Hanoman
mencarinya sampai ke Javadwipa (Jawa). Sumber lain berasal dari Piagam Nalanda
yang menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya memegang peran kunci untuk masuk ke
wilayah nusantara.
3. Berita dari Arab
Para saudagar dan ahli-ahli
geografi bangsa Arab menulis tentang Indonesia sejak abad ke-6 M. mereka sering
menyebut kerajaan bernama Zabag atau Sribusa. Kemungkinan yang dimaksud dengan
Zabag atau Sribusa inii adalah Kerajaan Sriwijaya. Zabag atau Sribusa terkenal
sebagai salah satu pusat perdagangan dan negeri yang kaya akan emas.
II.
Teori Masuknya Hindu
A. Teori Waisya
Teori waisya mengungkapkan bahwa
masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti
arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan
Hindu.
Menurut para pendukung teori waisya,
kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang berperan besar
dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara. Mereka yang
menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di kalangan
masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan para
penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya
proses penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis
waisya adalah N.J. Krom.
B.Teori Ksatria
Teori ksatria mengungkapkan bahwa pembawa
agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum ksatria. Menurut
teori ini, p ada masa lampau di India terjadi peperangan antarkerajaan. Para
prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain.
Tampaknya, di antara mereka ada yang
sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung
teori ksatria adalah C.C. Berg.
C. Teori Brahmana
Teori brahmana mengungkapkan bahwa pembawa
agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana
datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi
raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana
juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan.
Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
D. Teori Arus Balik
Mengatakan bahwa yang telah
berperan dalam menyebarkan Hindu di Indonesia adalah orang Indonesia sendiri.
Mereka adalah orang yang pernah berkunjung ke India untuk mempelajari agama
Hindu dan Buddha. Di pengembaraan mereka mendirikan sebuah organisasi yang
sering disebut sanggha. Setelah kembali di Indonesia, akhirnya mereka
menyebarkan kembali ajaran yang telah mereka dapatkan di India. Pendapat ini
dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.
Kedatangan brahmana—dari India maupun lokal—dipergunakan pula oleh sebagian
golongan pedagang pribumi atau kepala suku yang ingin kedudukan dan tingkat
sosialnya meningkat. Melalui persetujuan kaum brahmana, mereka dinobatkan
menjadi penguasa secara politis (raja). Para penguasa baru ini lalu belajar
konsep dewa-raja (devaraja) agar kekuasaannya semakin kuat. Dengan
demikian, baik secara ekonomi, sosial, dan politik, golongan pedagang atau
pemimpin suku tersebut menjadi lebih terhormat karena kekuasaannya pun
bertambah luas. Setelah menjadi raja, mereka mempersenjatai dirinya dengan
pengikut-pengikutnya yang setia untuk dijadikan tentara agar keamanannya
terjamin. Dalam memperluas wilayah pun, mereka lebih leluasa dan percaya diri.
Setelah
sebuah kerajaan didirikan, sistem feodal pun berlaku. Feodalisme adalah “sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar
kepada golongan bangsawan” (KBBI, 2002). Dengan demikian, raja adalah yang
menentukan ke arah mana kerajaan akan bergulir. Praktik feodalisme ini cukup
berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, terutama di Jawa. Pengkastaan
dalam masyarakat membuat hubungan feodalistik semakin menguat. Feodalisme
menjamin stabilitas politik yang dibutuhkan seorang raja untuk keberlangsungan
kerajaannya.
E. Teori Nasional
Teori nasional mengungkapkan bahwa penduduk
Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya membawa agama dan
kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja) mengundang para
brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia.
Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsur-unsur kebudayaan
India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu–Buddha ke India dan
setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah Air.
Terlepas dari teori tersebut ,
orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan
budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta
India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan
menambah ilmu mereka
Berikut ini Kelebihan dan
Kekurangan Teori" agama Hindu-budha yang masuk di indonesia
A.
Teori Brahmana
Kelebihan : Di
Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa
sansekerta dan
huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya
dikuasi oleh kaum Brahmana
Kelemahan : Dalam tradasi
Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang lautan
B.
Teori Ksatria
Kelebihan : Kaum Ksatria
menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh
dunia
Kelemahan : Para Ksatria tidak
memahami bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
C.
Teori Waisya
Kelebihan : Banyak
Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang
yang berasal dari India dan menyebarkan agama Hindu-Budha ketika
berdagang
Kelemahan : Para Pedagang tidak
mengerti bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
D.
Teori Arus Balik
Kelebihan : Ada
kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk
belajar agama Hindu-Budha dan Budaya,
tujuanya agar dengan ilmu
yang mereka dapat
dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan
di Indonesi dengan mencotoh kebudayan
Hindu-Budha
Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk
belejar agama Hindu-Budha ke
india sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat
pasif.
Bukti-Bukti
Awal Adanya Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
A. Daerah Sulawesi
Penemuan patung
atau arca budha terbuat dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan. Ini
merupakan bukti tertua tentang adanya hubungan serta pengaruh India di
Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting karena memberi petunjuk tentang
bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa indonesia ketika itu.
Berdasarkan ciri-ciri ikonografinya
patung budha tersebut bergaya Seni Amarawati,suatu tempat di daerah aliran
Sungai Kitsna, India Selatan Bagian Timur (Daerah Koromandel). Rupa-rupanya
arca ini dibuat di tanah asalnya (Amarawati),kemudian dibawa ke Indonesia.
Boleh jadi arca tersebut merupakan barang dagangan, atau dapat pula sebagai
barang persembahan untuk suatu wihara atau bangunan suci agama Budha.
B. Daerah Kalimantan
Didaerah Kotabangun (Kutai,Kalimantan Timur),ditemukan
sejumlah Arca Budha. Arca-arca tersebut berlanggam seni Gandhara,suatu tempat
di India Barat Laut. Kesenian Gandhara merupakan kesenian India yang telah
dipengaruhioleh budaya Yunani. Jadi,bercorak hellenisme. Temuan ini merupakan
bukti arkeologis pertama tentang masuknya pengaruh India di Kalimantan Timur.
Selain itu,didaerah Serawak juga ditemukan Arca Ganesha.
C. Daerah Jawa
Arca Budha bergaya seni Amarawati ditemukan di Jember
(Jawa Timur),sejenis denagn yang ditemukan di Sempaga. Temuan ini merupakan
bukti awal tentang adanya pengaruh India di Jawa.
D. Daerah Sumatra
Bukti arkeologis
tertua tentang adanya pengaruh India di Sumatra adalah berupa arca Budha di
Bukit Siguntang dekat Palembang. Ciri-ciri ikonografinya sama dengan Arca Budha
yang ditenukan di Sempaga.
Tentang siapa pembawa arca-arca
tersebut ke Indonesia,ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama arca itu dibawa
orang (pedagang) India yang datang ke Indonesia. Kemungkinan kedua, pedagang
atau orang Indonesia telah sampai di India,kemudian kembali membawa Arca Budha
tersebut.
Perkembangan Agama
Hindu dan Budha di Indonesia
1. Perkembangan Agama Hindu
Ummat Hindu
meyakini banyak Dewa-Dewi,namun yang dianggap paling utama hanya 3,yaitu:
- Dewa Brahmana:Pencipta Alam Semesta
- Dewa Wisnu:Pemelihara Alam Semesta
- Dewa Syiwa (Syiva):Pelebur/Penghancur Alam Semesta
Dalam Agama Hindu ada 4 kasta (Tahap-tahap pembedaan
'kelas')
- Kasta Brahmana (Tertinggi):Pendeta.
- Kasta Ksatria:Raja,Bangsawan,dan prajurit.
- Kasta Waisya:Pengusaha,Pedagang,Petani
- Kasta Sudra:Pembantu,pekerja kasar,budak,tukang kebun,dan buruh bangunan.
- Kasta Praiya:Gelandangan,penggali kubur,dan lain sebagainya.
2.Perkembangan Agama Budha
Pendiri ajaran ini ialah : Sidharta Gautama.
Awalnya,Agama
Budha bukan merupakan agama,melainkan suatu ajaran yang bertujuan membebaskan
manusia dari samsara/sengsara.Agama Budha meyakini akan adanya Karma (Semua
yang kita lakukan akan mendapatkan balasan).
Ajaran Poko Agama Budha adalah manusia
ini hidup dalam keadaan samsara (sengsara),oleh karena itu tiap manusia wajib
melepaskan diri dari kesengsaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu yang
ada.Nafsu itu dapat dipadamkan denga menempuh 8 Jalan Kebenaran (Astavida).
8 Jalan
Kebenaran (Astavida):
- Pandangan/pengetahuan yang benar.
- Niat yang benar.
- Perkataan yang benar.
- Perbuatan/tingkah laku yang benar.
- Penghidupan/mata pencaharian yang benar.
- Usaha yang benar
- Perhatian/renungan yang benar.
- Semedi/Bersemedi (Mengakui kesalahan dan memohon akan keberkahan/ampunan).
3. Teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha di
Indonesia.
Adapun teori-teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha
ini ialah:
- Teori Brahmana:Di bawa oleh Pendeta atas Undangan Indonesia
- Teori Ksatria:Melalui Jalur Perkawinan
- Teori Waisya:Melalui Jalur Perdagangan
- Teori Arus Balik:Indonesia yang ke India,kemudian pulang kembali ke Indonesia
untuk
menyebarkan agama Budha.
4. Kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha di Indonesia
Kerajaan
Kutai,teretak di Daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam,Kaltim.Pendirinya
ialah Kudungga,Aswawarman,Mulawarman.Mencapai kejayaan pada masa Raja
Mulawarman.Sumber sejarah (peninggalan):
Prasati yang bertuliskan huruf Palawa dan Bahasa Sansakerta.Kehidupan Sosial
Kerajaan ini mengenal Sistem Kasta.Sedangan untuk Kehidupan Ekonominya berasal
dari Pertanian (Paling Utama),Perdagangan.
Kerajaan Tarumanegara,terletak di Jawa
Barat,di Sungai Citarung,dan Cisadane.Rajanya yang paling terkenal ialah
Purnawarman.Agama yang di anut oleh kerajaan ini ialah Budha.Ekonominya dalam
bidang Pertanian dan Perdagangan.Peninggalan berupa : Tugu,Kebun Kopi,dan
Prasasti Jambu.
Kerajaan Sriwijaya,Rajanya ialah Bala
Putra Dewa,terletak di Palembang,Sumatera Selatan.Kerajaan yang berjaya
menggunakan sistem Maritim ini juga merupakan pusat penyebaran Agama
Budha.Pemerintahannya juga merupakan salah satu Negara Nasional
Pertama.Berkembang pada abad ke-7.Peningglannya Prasati.
Kerajaan Mataram,terletak di Jateng
(Hindu),dan di Jatim (Budha).Pendirinya Sanjaya,Wangsa Sanjaya beragama
Hindu,dan Wangsa Saelendra (Budha).Raja yang paling berkuasa adalah
Airlangga,kemajuan Kerajaan ini terdapat dalam Bidang Kesenian dan Kebudayaan.
Kerajaan Melayu,Bercorak
Hindu,terletak di Sumatera tepatnya di Kota Jambi,sepanjang sungai Batang
Hari.Pemimpinnya Itsing,seorang pendeta Budha,yang datang dari Kanton,China.
Kerajaan Bali,sudah pasti Kerajaannya
bercorak Hindu,Raja pertamanya ialah Sri Ugrasena.Peninggalannya berupa
Sarkofagus (kayak Peti mati gitulah).Kehidupan ekonominya bertumpuk pada
Pertanian.
Kerajaan Kediri,terletak di Kota
Kahuripan dan Kota Daha di Jawa Barat.Rajanya ialah Jayengrana dan Jayawarsa (2
bersaudara).Kerajaan Kahuripan dipimpin oleh Jayengrana dan Daha dipimpin oleh
Jayawarsa.
Kerajaan Singosari,Bercorak
Hindu,pendirinya adalah Ken Arok,Pusat Pemerintahan dekat Kota Malang.Pendiri
selain Ken Arok,yaitu Ken Dedes,dan Kertajaya.
5. Peninggalan-peninggalan Kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia
1. Candi Peninggalan
Kerajaan Mataram Kunoa)
Candi Hindu :
(1) Kelompok
Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Di sini terdapat beberapa
candi yang oleh penduduk setempat
diberi nama tokoh wayang, seperti Semar,
Puntadewa, Bima, Arjuna,
Gatutkaca, dan lain-lain.
(2) Candi Sambisari, terletak di dekat
Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja Garung.
(3) Kelompok Candi Loro Jonggrang
(Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-
Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi
Wisnu.
(4) Kelompok
Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.
Candi Buddha
(1) Candi
Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga.
(2) Candi Pawon (Brajanalan), terletak
di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh
Pramodyawardani.
(3) Candi Mendut, terletak di Kabupaten
Magelang. Di dalamnya terdapat patung
Padmapani dan Wajrapani.
(4) Candi Kalasan, terletak di
Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran.
(5) Candi Ngawen, terletak di Kabupaten
Muntilan. Candi ini dibuat oleh Raja yang
beragama Hindu, dan diperuntukkan
bagi umat yang beragama Buddha
2. Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
(1) Kelompok Candi
Muara Takus, terletak di Bangkinang, Kampar, Riau.
(2) Kelompok Candi Gunung Tua, terletak
di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatra
Utara. Di kelompok ini ada satu
candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Barhal
(3) Candi Portibi.
(4) Percandian Muara Jambi
3. Candi Peninggalan
Kerajaan Majapahit
(1) Candi
Panataran, terletak di Blitar.
(2) Candi Sawentar, terletak di Blitar.
(3) Candi Tikus, terletak di Trowulan,
Mojokerto.
(4) Candi Sukuh, terletak di
Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.}
(5) Candi Ceta, terletak di Karanganyar
4. Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa Sastra Temban Jawa Kuno
yang disebut Kakawin.
(1) Kitab Kresnayana, karya Empu Triguna.
(2) Kitab Smaradahana, karya Empu Dharmaja.
(3) Kitab Bharatayuddha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.
(4) Kitab Gatot Kacasraya, karya Empu Panuluh.
(5) Kitab Hariwangsa, karya Empu Panuluh.
BAB III
A.
Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan
Buddha dari India ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa
Indonesia, India,dan bangsa-bangsa lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan
Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi melalui perdagangan tetapi juga
terjadi melalui kegiatan politik dan diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan
kebudayaan.Melalui lalu lintas tersebut,terjadi pertukaran
barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria,
Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan
yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang
memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain
: Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno,
Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia
telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun
kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari
India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses
akulturasi kebudayaan.
B. Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap
awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal
abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di
Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India,
bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal
arsitektur bangunan seperti candi atau keraton.
1 komentar so far
can i get that file?
EmoticonEmoticon