Monday, 26 September 2016

Makalah Sejarah : Teori Masuk Dan Berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia

Tags


Makalah sejarah Indonesia
Teori masuknya dan perkembangan hindu-budha  di  Indonesia


  
Hasil gambar untuk logo sma n 1 purworejo


Kelompok 6 : 1. Nabila Syahda N         (23)
2. Puspita Candradewi     (24)
3. Wahib Adiyatma          (31)





Kata Pengantar


Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA HINDU-BUDHA DI INDONESIA”

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. 

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. 



                                                                                                                Purworejo,5 Agustus 2015

      Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................
DAFTAR ISI................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................
A.   Latar Belakang.....................................................................
B.   Tujuan Penulisan..................................................................
C.   Manfaat Penulisan..............................................................
BAB II PEMBAHASAN 
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan
B.   Saran










Latar belakang
Catatan awal abad masehi mengenai kedatangan orang-orang Hindu dan Buddha dari India ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti.Adapun hubungan antara India,Cina,dan Indonesia berasal dari catatan orang Cina pada abad ke-5M.
Menurut catatan tersebut,agama Buddha yang masuk ke Indonesia tidak hanya berasal  dari India,tetapi juga dari Cina.Sejak awal abad masehi,Cina mulai mengembangkan kekuasaannya ke wilayah Asia Tenggara dan membentuk kerajaan yang berkiblat ke Cina.Penjelajah Cina yang yang paling awal menyambut  dan mengenal Jawa ialah Fa Hsien. Ia menetap selama 12 tahun di India.Ketika dalam perjalanan pulang ke Cina,Ia Hsien beserta rombongan yang berjumlah 100 orang,singgah di Jawa Mereka singgah selama lima bulan sejak Desember  412 sampai Mei 413.
            Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Jawa, Sumatera, Kanton (Cina), Sri Lanka, dan Kashmir (India) dicatat pula oleh Gunawwarma. Ia adalah seorang pangeran dari kashimir yang pernah tinggal lama di Jawa Pada 422,ia menyebarkan Buddhisme sebelum berlayar ke Cina.Catatan singkat dari Gunawarmma ini menunjukkan bahwa pengaruh kebudayaan India atau Cina bisa masuk melalui hubungan pelayaran dan perdagangan antara Indonesia (Jawa) dan negeri-negeri di Asia Tenggara,Timur,dan Selatan.
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang masuk dan berkembangnya hindu budha di Indonesia
Manfaat Penulisan
Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan jawaban atas masalah pokok tentang hari akhir. Pembahasan ini bermanfaat untuk :
ü  Memperluas wawasan tentang masuk dan berkembangnya hindu budha di Indonesia
ü  Sebagai sumber belajar bagi siswa













BAB II

1.     Jalur masuknya hindu budha di Indonesia

Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur India–Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara. 

Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.


Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.

             Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Cina. Bukti keterlibatan Indonesia dalam perdagangan mancanegara banyak kita dapati dari sumber-sumber luar negeri dan dalam negeri, seperti berikut.


1.      Berita dari Cina
            Berita dari Cina yang memuat keterlibatan bangsa Indonesia dalam perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut :

            a. Catatan Dinasti Han, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, dan Dinasti Ming, menjelaskan bahwa sejak awal tahun masehi telah terjadi hubungan dagang antara Cina dan Indonesia . Hubungan dagang itu terbukti dari banyaknya barang-barang keramik (porselen) Cina yang ditemukan di Indonesia.
            b. Fa-Hien, seorang musafir yang singgah di To-lo-mo selama lima bulan dalam perjalannya dari India ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud dengan Tolomo adalah Kerajaan Tarumanegara yang muncul di Jawa Barat pada sekitar abad ke-5M.
            c. I-Tsing, seorang peziarah dan rahib Buddha. Dalam catatannya, ia menuliskan kesan tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di asia pada abad ke-7 M.

2.      Berita dari India
            Berita tertua terdapat dalam kitab Ramayana yang menyebutkan bahwa Dewi Sinta diculik oleh Rahwana, Hanoman mencarinya sampai ke Javadwipa (Jawa). Sumber lain berasal dari Piagam Nalanda yang menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya memegang peran kunci untuk masuk ke wilayah nusantara.
3.      Berita dari Arab
            Para saudagar dan ahli-ahli geografi bangsa Arab menulis tentang Indonesia sejak abad ke-6 M. mereka sering menyebut kerajaan bernama Zabag atau Sribusa. Kemungkinan yang dimaksud dengan Zabag atau Sribusa inii adalah Kerajaan Sriwijaya. Zabag atau Sribusa terkenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan negeri yang kaya akan emas.

II. Teori Masuknya Hindu


A. Teori Waisya

   Teori waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu.
   Menurut para pendukung teori waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya proses penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah N.J. Krom.

B.Teori Ksatria
  Teori ksatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum ksatria. Menurut teori ini, p ada masa lampau di India terjadi peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain. 

  Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung teori ksatria adalah C.C. Berg.

C. Teori Brahmana
   Teori brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
D. Teori Arus Balik


   Mengatakan bahwa yang telah berperan dalam menyebarkan Hindu di Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. Mereka adalah orang yang pernah berkunjung ke India untuk mempelajari agama Hindu dan Buddha. Di pengembaraan mereka mendirikan sebuah organisasi yang sering disebut sanggha. Setelah kembali di Indonesia, akhirnya mereka menyebarkan kembali ajaran yang telah mereka dapatkan di India. Pendapat ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. Kedatangan brahmana—dari India maupun lokal—dipergunakan pula oleh sebagian golongan pedagang pribumi atau kepala suku yang ingin kedudukan dan tingkat sosialnya meningkat. Melalui persetujuan kaum brahmana, mereka dinobatkan menjadi penguasa secara politis (raja). Para penguasa baru ini lalu belajar konsep dewa-raja (devaraja) agar kekuasaannya semakin kuat. Dengan demikian, baik secara ekonomi, sosial, dan politik, golongan pedagang atau pemimpin suku tersebut menjadi lebih terhormat karena kekuasaannya pun bertambah luas. Setelah menjadi raja, mereka mempersenjatai dirinya dengan pengikut-pengikutnya yang setia untuk dijadikan tentara agar keamanannya terjamin. Dalam memperluas wilayah pun, mereka lebih leluasa dan percaya diri.
   Setelah sebuah kerajaan didirikan, sistem feodal pun berlaku. Feodalisme adalah “sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan” (KBBI, 2002). Dengan demikian, raja adalah yang menentukan ke arah mana kerajaan akan bergulir. Praktik feodalisme ini cukup berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, terutama di Jawa. Pengkastaan dalam masyarakat membuat hubungan feodalistik semakin menguat. Feodalisme menjamin stabilitas politik yang dibutuhkan seorang raja untuk keberlangsungan kerajaannya.

E. Teori Nasional
   Teori nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsur-unsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu–Buddha ke India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah Air.

   Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka

Berikut ini Kelebihan dan Kekurangan Teori" agama Hindu-budha yang masuk di indonesia

A.      Teori Brahmana
Kelebihan   : Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa 

                      sansekerta dan huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya
                       dikuasi oleh kaum Brahmana   

Kelemahan : Dalam tradasi Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang lautan

B.      Teori Ksatria
Kelebihan   : Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh 

                     dunia

Kelemahan : Para Ksatria tidak memahami bahasa sangsekerta dan huruf pallawa

C.      Teori Waisya 
Kelebihan   : Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang 

                        yang berasal dari India dan menyebarkan agama Hindu-Budha ketika  
                     berdagang


Kelemahan : Para Pedagang tidak mengerti bahasa sangsekerta dan huruf pallawa


D.      Teori Arus Balik
Kelebihan  :  Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk 

                       belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu 
                      yang mereka dapat dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan 
                       di Indonesi dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha

 Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke

                        india sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat pasif.


Bukti-Bukti Awal Adanya Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia
A.    Daerah Sulawesi
   Penemuan patung atau arca budha terbuat dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan. Ini merupakan bukti tertua tentang adanya hubungan serta pengaruh India di Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting karena memberi petunjuk tentang bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa indonesia ketika itu.

   Berdasarkan ciri-ciri ikonografinya patung budha tersebut bergaya Seni Amarawati,suatu tempat di daerah aliran Sungai Kitsna, India Selatan Bagian Timur (Daerah Koromandel). Rupa-rupanya arca ini dibuat di tanah asalnya (Amarawati),kemudian dibawa ke Indonesia. Boleh jadi arca tersebut merupakan barang dagangan, atau dapat pula sebagai barang persembahan untuk suatu wihara atau bangunan suci agama Budha.

B.     Daerah Kalimantan
Didaerah Kotabangun (Kutai,Kalimantan Timur),ditemukan sejumlah Arca Budha. Arca-arca tersebut berlanggam seni Gandhara,suatu tempat di India Barat Laut. Kesenian Gandhara merupakan kesenian India yang telah dipengaruhioleh budaya Yunani. Jadi,bercorak hellenisme. Temuan ini merupakan bukti arkeologis pertama tentang masuknya pengaruh India di Kalimantan Timur. Selain itu,didaerah Serawak juga ditemukan Arca Ganesha.
C.     Daerah Jawa
Arca Budha bergaya seni Amarawati ditemukan di Jember (Jawa Timur),sejenis denagn yang ditemukan di Sempaga. Temuan ini merupakan bukti awal tentang adanya pengaruh India di Jawa.
D.     Daerah Sumatra
   Bukti arkeologis tertua tentang adanya pengaruh India di Sumatra adalah berupa arca Budha di Bukit Siguntang dekat Palembang. Ciri-ciri ikonografinya sama dengan Arca Budha yang ditenukan di Sempaga.

   Tentang siapa pembawa arca-arca tersebut ke Indonesia,ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama arca itu dibawa orang (pedagang) India yang datang ke Indonesia. Kemungkinan kedua, pedagang atau orang Indonesia telah sampai di India,kemudian kembali membawa Arca Budha tersebut.

         Perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia
                                                           

 1. Perkembangan Agama Hindu

Ummat  Hindu meyakini banyak Dewa-Dewi,namun yang dianggap paling utama hanya 3,yaitu:

- Dewa Brahmana:Pencipta Alam Semesta
- Dewa Wisnu:Pemelihara Alam Semesta
- Dewa Syiwa (Syiva):Pelebur/Penghancur Alam Semesta

Dalam Agama Hindu ada 4 kasta (Tahap-tahap pembedaan 'kelas')

- Kasta Brahmana (Tertinggi):Pendeta.
- Kasta Ksatria:Raja,Bangsawan,dan prajurit.
- Kasta Waisya:Pengusaha,Pedagang,Petani
- Kasta Sudra:Pembantu,pekerja kasar,budak,tukang kebun,dan buruh bangunan.
- Kasta Praiya:Gelandangan,penggali kubur,dan lain sebagainya.

 2.Perkembangan Agama Budha
Pendiri ajaran ini ialah : Sidharta Gautama.
   Awalnya,Agama Budha bukan merupakan agama,melainkan suatu ajaran yang bertujuan membebaskan manusia dari samsara/sengsara.Agama Budha meyakini akan adanya Karma (Semua yang kita lakukan akan mendapatkan balasan).

   Ajaran Poko Agama Budha adalah manusia ini hidup dalam keadaan samsara (sengsara),oleh karena itu tiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengsaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu yang ada.Nafsu itu dapat dipadamkan denga menempuh 8 Jalan Kebenaran (Astavida).

    8 Jalan Kebenaran (Astavida):
- Pandangan/pengetahuan yang benar.

- Niat yang benar.
- Perkataan yang benar.
- Perbuatan/tingkah laku yang benar.
- Penghidupan/mata pencaharian yang benar.
- Usaha yang benar
- Perhatian/renungan yang benar.
- Semedi/Bersemedi (Mengakui kesalahan dan memohon akan keberkahan/ampunan).

3. Teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha di Indonesia.
Adapun teori-teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha ini ialah:

- Teori Brahmana:Di bawa oleh Pendeta atas Undangan Indonesia
- Teori Ksatria:Melalui Jalur Perkawinan
- Teori Waisya:Melalui Jalur Perdagangan
- Teori Arus Balik:Indonesia yang ke India,kemudian pulang kembali ke Indonesia untuk  
   menyebarkan agama Budha.

4. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia
   Kerajaan Kutai,teretak di Daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam,Kaltim.Pendirinya ialah Kudungga,Aswawarman,Mulawarman.Mencapai kejayaan pada masa Raja Mulawarman.Sumber sejarah  (peninggalan): Prasati yang bertuliskan huruf Palawa dan Bahasa Sansakerta.Kehidupan Sosial Kerajaan ini mengenal Sistem Kasta.Sedangan untuk Kehidupan Ekonominya berasal dari Pertanian (Paling Utama),Perdagangan.

   Kerajaan Tarumanegara,terletak di Jawa Barat,di Sungai Citarung,dan Cisadane.Rajanya yang paling terkenal ialah Purnawarman.Agama yang di anut oleh kerajaan ini ialah Budha.Ekonominya dalam bidang Pertanian dan Perdagangan.Peninggalan berupa : Tugu,Kebun Kopi,dan Prasasti Jambu.
   Kerajaan Sriwijaya,Rajanya ialah Bala Putra Dewa,terletak di Palembang,Sumatera Selatan.Kerajaan yang berjaya menggunakan sistem Maritim ini juga merupakan pusat penyebaran Agama Budha.Pemerintahannya juga merupakan salah satu Negara Nasional Pertama.Berkembang pada abad ke-7.Peningglannya Prasati.
   Kerajaan Mataram,terletak di Jateng (Hindu),dan di Jatim (Budha).Pendirinya Sanjaya,Wangsa Sanjaya beragama Hindu,dan Wangsa Saelendra (Budha).Raja yang paling berkuasa adalah Airlangga,kemajuan Kerajaan ini terdapat dalam Bidang Kesenian dan Kebudayaan.
   Kerajaan Melayu,Bercorak Hindu,terletak di Sumatera tepatnya di Kota Jambi,sepanjang sungai Batang Hari.Pemimpinnya Itsing,seorang pendeta Budha,yang datang dari Kanton,China.
   Kerajaan Bali,sudah pasti Kerajaannya bercorak Hindu,Raja pertamanya ialah Sri Ugrasena.Peninggalannya berupa Sarkofagus (kayak Peti mati gitulah).Kehidupan ekonominya bertumpuk pada Pertanian.
   Kerajaan Kediri,terletak di Kota Kahuripan dan Kota Daha di Jawa Barat.Rajanya ialah Jayengrana dan Jayawarsa (2 bersaudara).Kerajaan Kahuripan dipimpin oleh Jayengrana dan Daha dipimpin oleh Jayawarsa.
   Kerajaan Singosari,Bercorak Hindu,pendirinya adalah Ken Arok,Pusat Pemerintahan dekat Kota Malang.Pendiri selain Ken Arok,yaitu Ken Dedes,dan Kertajaya.

                         

5. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
1. Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kunoa)

    Candi Hindu :

(1)   Kelompok Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Di sini terdapat beberapa 

        candi yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, seperti Semar, 
        Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
(2)   Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja Garung.
(3)   Kelompok Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-
       Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi Wisnu.

(4)   Kelompok Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.
     Candi Buddha
(1)   Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja 

        Samaratungga.
(2)   Candi Pawon (Brajanalan), terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh 
        Pramodyawardani.
(3)   Candi Mendut, terletak di Kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat patung 
        Padmapani dan Wajrapani.
(4)   Candi Kalasan, terletak di Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran.
(5)   Candi Ngawen, terletak di Kabupaten Muntilan. Candi ini dibuat oleh Raja yang 
        beragama Hindu, dan diperuntukkan bagi umat yang beragama Buddha



2. Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

(1)  Kelompok Candi Muara Takus, terletak di Bangkinang, Kampar, Riau.

(2)  Kelompok Candi Gunung Tua, terletak di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatra 
      Utara. Di kelompok ini ada satu candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Barhal
(3) Candi Portibi.
(4) Percandian Muara Jambi

3. Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
(1)  Candi Panataran, terletak di Blitar.

(2)  Candi Sawentar, terletak di Blitar.
(3)  Candi Tikus, terletak di Trowulan, Mojokerto.
(4)  Candi Sukuh, terletak di Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.}
(5)  Candi Ceta, terletak di Karanganyar


4. Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa Sastra Temban Jawa Kuno yang disebut Kakawin.
(1) Kitab Kresnayana, karya Empu Triguna.

(2) Kitab Smaradahana, karya Empu Dharmaja.
(3) Kitab Bharatayuddha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.
(4) Kitab Gatot Kacasraya, karya Empu Panuluh.
(5) Kitab Hariwangsa, karya Empu Panuluh.


BAB III

A.    Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari India ke Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia, India,dan bangsa-bangsa lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi melalui perdagangan tetapi juga terjadi melalui kegiatan politik dan diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan kebudayaan.Melalui lalu lintas tersebut,terjadi pertukaran barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.

B.     Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton.


1 komentar so far


EmoticonEmoticon