Tuesday 12 December 2017

Surat Imajinatif : Dari Murid Lugu mu di Tahun 2037

Pahlawan tanpa tanda jasa, itu adalah sebuah sebutan yang layak diberikan kepada sosok yang dengan sabar dan tabah mengantarkan orang lain menuju keberhasilan mereka masing-masing. Itulah dikau wahai guru. Engkau adalah sosok inspirasi kami, yang mengajakrkan kepada kami ilmu-ilmu yang tidak pernah kami ketahui sebelumnya, engkau yang menasihati kami mengenai kehidupan yang kelak akan kami hadapai, engkau yang dengan penuh kasih sayang membagikan pengalamanmu demi anak orang yang tak kau kenal. Sudah jelas bahwa tanpa adanya dirimu mungkin kami tidak akan menjadi kami yang sekarang, di setiap langkah yang kami ambil, disetiap kesuksesan yang kami raih, disetiap pengalaman yang kami dapat, semua bermula dari dirimu. Mungkin engkau terlupa bahkan tidak ingat siapa orang yang dengan iseng mengirim surat semacam ini, namun kami tidak akan pernah lupa akan segala ilmu yang telah rela kau bagikan sehingga mengantarkan kami ke jalan hidup kami masing-masing.

Pak, bu, sama seperti jutaan manusia lainnya, saya adalah salah satu orang yang mengemis ilmu kepadamu saat di usia muda dulu. Saya adalah salah satu muridmu yang sering meringis bila menerima nilai ulangan yang engkau bagikan, saya adalah salah satu anakmu yang selalu berangkat pagi untuk menyelesaikan tugas yang tidak pernah terselesaikan di rumah. Saya adalah salah satu muridmu yang selalu sibuk menulis di buku apabila kau meminta salah satu dari kami untuk mengerjakan soal di papan tulis. Saya adalah salah satu muridmu yang selalu menunduk kepadamu apabila engkau mengingatkan potongan rambut, saya adalah salah satu muridmu yang selalu mengangguk ling-lung setiap kau selesai memaparkan materi di papan tulis. Saya adalah salah satu muridmu yang sangat cukup istirahat dengan memanfaatkan jam pelajaran yang dengan terpaksa kau tinggalkan. Saya adalah salah satu muridmu yang berusaha mendapatkan pengakuan akademis mu dengan berbagai cara. Saya adalah salah satu muridmu yang bahkan tidak seperti muridmu yang lain. Saya bukan muridmu yang dulu sering kau puji, saya bukan muridmu yang dulu sering kau ceritakan kepada guru sekolah lain, saya juga bukan sosok yang selalu mendapatkan acungan jempol dari kedua tanganmu. Nama saya adalah Wahib Adiyatma, anak lugu yang belum bisa membanggakan bapak/ibu guru.

Bagaimana pak, bu, masih ingatkah kau dengan saya? Wajar bagi saya bila engkau melupakan anak yang tidak memberikan kontribusi yang berarti sewaktu sekolah dulu. Tapi bagi saya, sumbagsihmu untuk kehidupan saya sangatlah besar. Engkau lah yang membukakan pikiran saya untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, berkat kata-kata itulah sekarang saya telah sukses menjadi sosok yang diri saya nyaman sesuai dengan yang saya inginkan. Umur saya sekarang menginjak 37 tahun dan telah sukses menjadi pengusaha elektronik yang berpusat di salah satu kota besar di Indonesia, bahkan cabang toko yang saya pimpin sudah tersebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Saya juga sudah menemukan pasangan yang Insyaallah memenuhi kriteria yang dulu bapak/ibu ceritakan kepada kami. Saya juga memiliki dua orang anak yang Insyaallah akan saya didik sesuai dengan nasihat yang bapak ibu berikan kepada saya. Diumur yang masih terbilang muda ini saya sudah hampir meraih semua yang saya cit-citakan sewaktu masih duduk di bangku sma dulu, kecuali satu hal. Membanggakan dirimu. Cita-cita sederhana yang timbul di benak saya setelah mengenang apa yang saya dapatkan darimu, untuk membalas semua jasa dan ilmu yang telah kau berikan walaupun saya tau engkau tidak pernah mengharapkannya.

Saya ingin berterimakasih kepada bapak ibu yang telah membantu saya dalam menemukan jati diri saya, menemukan minat dan bakat yang akhirnya saya kembangkan menjadi kesuksesan ini. Untuk itu bersama surat ini, saya melampirkan tiket untuk berlibur keliling dunia bersama dengan seluruh teman-teman MG'18 yang telah saya hubungi sebelumnya. Mungkin bukan sesuatu yang besar yang bisa saya berikan, mungkin tidak akan sebanding dengan ilmu dan nasihat yang telah kau berikan. Namun saya mohon untuk menerima dan menghadiri undangan yang saya kirmkan. Terimakasih

Murid lugumu



Wahib Adiyatma


EmoticonEmoticon