Sunday, 22 October 2017

Catatan Sekolah-ku

Gue pernah denger orang bilang bahwa masa-masa paling indah di kehidupan itu adalah ketika kita semua duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Awalnya gue gak percaya sama kata-kata begituan, tapi setelah hampir tiga tahun sekolah--Saat tulisan ini dibuat pada tanggal 12 Oktober 2017 penulis masih duduk dibangku kelas tiga SMA--gue akhirnya sedikit mengerti kenapa ada yang bilang seperti itu.

Oke gak usah basa-basi lagi, tulisan ini berisi cerita dan keluh kesah penulis saat berada di bangku SMA di sebuah kabupaten kecil sebelah selatan Jawa Tengah. Oh ya sebelumnya tulisan ini berisi konten pribadi penulis--berarti terserah penulis dong mau berkata apa hahaha--dan ditujukan khususnya untuk teman-teman penulis yang terlibat dan untuk diri pribadi penulis di masa depan nanti. Semoga menghibur :)

Gue bisa dikatakan salah satu seorang aktivis di sekolah, karena banyaknya organisasi dan ekstrakurikuler yang gue ikuti. Itu semua panjang ceritanya dan gak semua ekstra yang gue ikuti itu bener-bener gue minati :v. total ada 8 ekstra yang gue ikuti, diantaranya ada pencak silat, ekstra pembawa acara, ekstra penerbitan majalah, ekstra ngurusin UKS,  ekstra nendang bola, ekstra penanganan kenakalan remaja, ekstra ngomong pake bahasa inggris, dan ekstra yang wajib ada di seluruh sekolah yang ada di negara kita yaitu pramuka. Semua itu gue jalanin dari kelas 10, dan gue bilangin lagi gak semua ekstra yang gue ikutin itu sesuai dengan bakat dan minat gue. Itu semua karena kebijakan senior supaya .... hahaha itu rahasia organisasi sob, jadi biarin jadi cerita yang terlupakan aja deh.

Yaa sejak kelas X gue udah jadi salah satu dari pengurus organisasi siswa intra sekolah dan di sekolahan itu jadi hal yang mengerikan sob, percaya deh. Gue dan temen-temen gue tuh bagaikan boneka yang disuruh-suruh dan dikendalikan oleh senior sesuka hati mereka. Tapi bukan untuk tujuan yang jelek ya sob. Semua kegiatan di sekolah gue adalah kegiatan positif kok, ditujukan untuk kepentingan bersama sehingga mendatangkan manfaat bagi semua siswa. Dan kalian semua pasti tau kan kalo sesuatu yang besar itu butuh pengorbanan hehehe.

Ya! Gue pernah nullis artikel juga mengenai kisah perjalanan gue selama duduk dibangku kelas X, dan bagi kalian yang belum pernah baca bisa klik disini. Intinya pada saat kelas X gue  dan teman-teman gue tuh dilatih buat jadi pemimpin buat organisasi sekolah gue selanjutnya.

Masa-masa penderitaan di kelas X berakhir, gak kerasa udah satu tahun gue jadi siswa SMA. Di kelas XI ini gue sadar akan ada masa-masa yang lebih sulit dari saat kelas X dulu. Yang tadinya cuma mengikuti perintah kini gue dan temen-temen di organisasi intra sekolah yang baru jadi orang-orang yang mbuat 'aturan', ngasih perintah sama jadi seseorang yang harus bisa jadi 'muka sekolah'. Waktu kelas sepuluh gue sempet mikir, enak ya jadi senior bisa merintah ini itu berkuasa atas sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler, tapi setelah satu semester di kelas XI ampuun dah jadi 'otak' itu gak enak. Kami sering pulang malem buat bahas aturan yang bakalan diterapin di sekolah, hari-hari yang semestinya jadi hari istirahat dibuat rapat bahas event terdekat. Bahkan jam-jam efektif buat belajar di sekolah juga di pake buat nyusun proposal atau nyelesaiin laporan kegiatan. Fyuuh dua tahun di sekolah bagaikan gak sekolah sama sekali...
Kenapa? Bayangin aja deh sob, berangkat pagi pulang malem tapi bukan buat kegiatan akademis, pusing-pusing ngurusin sesuatu yang gak ada kaitannya langsung dengan diri kami, malah kami sendiri yang merasa tertinggal di bidang akademis dibandingkan temen-temen 'pelajar' lainnya.

Tapi memang seperti yang gue bilang di awal sob, segala sesuatu yang besar itu butuh pengorbanan. Walaupun menghadapi segala sesuatu yang gue keluhkan diatas tapi gue dan teman-teman seperjuangan gak ada yang keberatan mengemban amanah yang sudah diberikan. Justru kami bangga dengan tugas yang dibebankan, kami merasa bahwa kami mempunyai sesuatu yang lebih dari orang-orang yang kerjaannya cuma belajar dari buku. Kami senang dengan proses yang berjalan, terlalu banyak emosi yang terlibat, marah sedih senang haru udah biasa. Kami seperti menjalani latihan mini buat menerjang kehidupan yang sebenarnya, mbuat event jadi panitia sendiri ngurusin ini itu dari jauh sebelum hari h sampek h+. Kami dilatih oleh situasi untuk mengatasi masalah yang muncul tiba-tiba, sehingga insting kami untuk mengambil keputusan secara cepat, tepat dan akurat menjadi lebih baik dari teman-teman 'biasa' lainnya.
Kami dilatih oleh kreatifitas. Bagaimana caranya agar event yang kami adakan dapat menarik perhatian dan terkesan spektakuler, kami belajar berinovasi mencari ide-ide liar yang ada di kepala kosong yang belum terisi cukup pengalaman. Bagi kami inilah wadah yang mengekspresikan ide-ide gila yang terlintas begitu saja di atas kepala, wadah untuk menampung kreatifitas kami dan merealisasikannya menjadi suatu kegiatan yang tidak hanya menarik perhatian, namun juga memberikan kesan bahwa kami seperti sekumpulan orang-orang cakap dengan ide brilian dan profesional. Padahal? hahahahaha. Kami dilatih oleh perasaan dimana jiwa kekeluargaan diantara kami begitu besar, satu terlibat dalam masalah maka semua akan berkumpul dan mendiskusikan solusi daripada masalah tersebut, satu berduka maka semua merasakan yang sama, maka apabila ada kebrhasilan yang diraih satu orang diantara kami maka masing-masing dari kami akan tersenyum dalam hati dan dalam batin berkata "gue bangga jadi temen lo" . Itulah yang kami sebut dengan kekeluargaaan, gue bisa bebas tertawa dan menangis didepan mereka semua, gak ada jaim apalagi gengsi. Kami dibentuk berdasarkan kumpulan masalah dan rintangan bukan dengan dasar 'materi' seperti organisasi kebanyakan. Kami dilatih oleh aturan, dimana kami harus bertindak secara profesional dan bertanggungjawab atas aturan yang sudah ada ataupun yang aturan yang baru kami buat. Karena kami contoh bagi siswa/i lain, karena kami wajah bagi sekolah kami di muka umum. Disaat mereka menikmati masa SMA dengan cinta-cintaan, pacaran, bahkan hedon ke mall dan segala macamnya, kami lebih suka berkumpul membahas sesuatu untuk masa depan sekolah, menjaga sikap dan mematuhi aturan yang berlaku dan jujur inilah sesuatu yang dibuthkan calon penerus bangsa pada masa depan, berani mempertaruhkan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan orang banyak.

Itulah kami di masa muda. Kalo ada orang yang tanya capek gak sih jadi aktifis kayak gitu, kami akan jawab bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan perasaan senang dan tertawa, dilakukan dengan dasar passion/minat, walaupun seberat apapun tugas yang kami hadapi apabila kami tetap bersama jawabnnya adalah tetep capek :v hahahahaha kami juga manusia pada umumnya tapi bedanya rasa lelah yang kami rasakan tidaklah seberapa dibanding apa yang kami dapat selama menjabat sebagai aktifis sebuah organisasi. Lalu apa yang kami dapatkan? Buanyaaak hal yang kami bisa pelajari dari kegiatan berorganisasi seperti yang gue sebutkan diatas, dan hal itu membentuk masing-masing dari kami menjadi pribadi yang lebih baik. 

lagi-lagi satu tahun yang kami tempuh itu gak kerasa, tau-tau udah kelas XII, mau ga mau kami harus merotasikan pengalaman ke generasi berikutnya. Tapi ikatan kami gak putus gitu aja, suasana dan perasaan yang dulu melekat masih ada di benak kami, tidak jarang rindu menghantui. Dan akhirnya kami kembali menjadi seorang 'pelajar' biasa yang harus menuntut ilmu akademis demi melanjutkan kisah di masa depan kami.

Cukup dah cerita waktu masa-masa 'emas' di SMA. Nah karena saat tulisan ini dibuat gue masih duduk di bangku kelas XII jadi gue belum bisa cerita tentang masa-masa kelas XII. Sebagai gantinya nanti gue buat artikel sendiri deh... Terimakasih udah mau baca tulisan ini, maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Semua yang gue tulis diatas merupakan pengalaman dan opini pribadi gue, jadi mohon maaf apabila gak sesuai dengan pendapat temen-temen. 












EmoticonEmoticon