Monday, 6 February 2017

Mengupas Tuntas Tentang 'KALIMAT'

BAB IX
Hasil gambar untuk kalimat


9.1 BATASAN DAN CIRI- CIRI KALIMAT
     Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Ciri- ciri    :
a.       Dalam wujud lisan
-          Diucapkan dengan nada, jeda, intonasi
b.      Dalam wujud tulisan
-          Dimulai dengan huruf kapital
-          Diakhiri dengan tanda baca ( titik/ seru/ tanya)
-          Ditengah kalimat terdapat tanda baca ( koma/ titik dua/ tanda pisah (-)) dan spasi.

9.2 BAGIAN- BAGIAN KALIMAT
            Antara kalimat dan kata terdapat dua satuan sintaksis antara, yaitu Klausa dan Frasa.
            Klausa : Satuan sintaksis yang terdiri dua kata atau lebih yang mengandung unsur predikasi
Frasa    : Satuan sintaksis yang terdiri dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur   predikasi

9.2.1 Kalimat dan Klausa
Kalimat dan klausa keduanya terdiri atas unsur predikat dan subjek dengan atau tanpa objek, pelengkap atau keterangan.
Contoh : 
a.       Dia cantik ( Subjek + Predikat )
b.      Anak itu makan kue (Subjek+ Predikat+ Objek)
c.       Mereka berbicara tentang politik ( Subjek+ predikat+ pelengkap)
d.      Ayah ada di rumah ( Subjek+ predikat+ Ket)
Contoh tersebut bisa di sebut kalimat ataupun klausa tergantung pada cara memandangnya.
Di sebut klausa            : didasarkan pada struktur internalnya ( setiap konstruksi sintaksis yang terdiri unsur subjek dan predikat tanpa memperhatikan intonasi atau tanda baca.
Di sebut Kalimat :  jika melihat adanya unsur subjek predikat lengkap dengan intonasi.

            9.2.2 Konstituen kalimat
Diantara kalimat dan kata, ada satuan antara yang berupa kelompok kata. Satuan satuan yang membentuk kelompok kata disebut Konstituen kalimat.
     Diagram konstituen kalimat     :
     Anak itu melempar bola ke lapangan

9.2.3 Unsur wajib dan unsur tak wajib
            Wajib ( tak dapat dihilangkan )            : subjek dan predikat
            Tak wajib ( dapat dihilangkan ) : konjugator, keterangan, objek
            Contoh :
            Barangkali mereka menghadiri pertemuan itu kemarin sore
                        *Pada kalimat tertentu, konstituen ket menjadi unsur wajib
                          Contoh : Dia menuju ke Bogor.
                                         Upacara pembukaan kongres itu dilangsungkan pada pagi ini.

            9.2.4 Keserasian Unsur- unsur kalimat
                        9.2.4.1 Keserasian Makna
                                    Kebenaran makna yang tidak menimbulkan keanehan.
                                    Contoh keanehan : Batu itu mamukul anjing kami.
                                    Keserasian sosial budaya
                                    Contoh keanehan : Fatimah menceraikan suaminya.
                        9.2.4.2 Keserasian Bentuk
Contoh                    : Pelamar banyak, tetapi mereka tidak memenuhi syarat
     *Pelamar banyak, tetapi dia tidak memnuhi syarat

9.3 STRUKTUR KALIMAT DASAR
            Ciri- ciri kalimat dasar :
a.       Terdiri atas satu klausa
b.      Unsur- unsurnya lengkap
c.       Susunan menurut urutan yang paling umum
d.      Tidak mengandung pertanyaan dan pengingkaran

9.3.1 Bentuk, kategori, fungsi, dan peran


bentuk
ibu
saya
tidak
membeli
baju
baru
untuk
kami
minggu
lalu
kategori
kata
N
pron
Adv
V
N
adj
Prep
N
N
V
frasa
FN
FV
FN
Fprep
FN
fungsi
subjek
predikat
objek
pelengkap
ket
peran
pelaku
perbuatan
sasaran
peruntung
Waktu

                                               

                                
9.3.2 Pola kalimat dasar
                                   
No
        Fungsi
Tipe
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan
1
S-P
Orang itu
Sedang  tidur
-
-
-
Saya
Mahasiswa
-
-
-
2
S-P-O
Ayahnya
Membeli
Mobil baru
-
-
Rani
Mendapat
Hadiah
-
-
3
S-P-PEL
Beliau
Menjadi
-
Ketua koperasi
-
Pancasila
Merupakan
-
Dasar negara kita
-
4
S-P-KET
Kami
Tinggal
-
-
Di jakarta
Kecelakaan itu
Terjadi
-
-
Minggu lalu
5
S-P-O-PEL
Dia
Mengirimi
Ibunya
Uang
-
Dian
Mangambilkan
Adiknya
Air minum
-
6
S-P-O-KET
Pak raden
Memasukkan
Uang
-
Ke bank
Beliau
Memperlakukan
Kami
-
Dengan baik
                                    Bagan 9.4

                        9.3.3 Kalimat Dasar dan Konstituennya
Verba predikat dalam Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang dominan karena menentukan kehadiran konstituen lain dalam kalimat. Contoh            :
a.       Ayah membeli baju baru ( S-P-O)
b.      Ayah memebelikan adik saya baju baru (S-P-O-Pel)
Pada kalimat (a) : membeli menuntut kehadiran dua konstituen kalimat yaitu  : (i) yang membeli ( ayah) dan (ii) yang dibeli (baju)
Pada kalimat (b): membelikan menuntut adanya tiga konstituen : (i) yang membeli (ayah),  (ii)  yang dibeli (baju) dan (iii) yang dibelikan ( adik). Konstituen objek, pelengkap, dan jeterangan sering disebut dengan konstituen Komplementasi atau Pemerlengkapan.
9.3.4 Pola kalimat topik-Komen
            Pada bagan 9.4, susunan kalimat terdiri atas dua bagian, yaitu Topik dan Komen. Orang itu,(topik) menyerahkan bingkisan (komen). Topik adalah pokok pembicaraan, Komen adalah pemberi penjelasan atas topik tersebut. Topik bukan klausa. Komen klausa subjek-predikat. Topik dan komen di pisahkan dengan tanda koma (,).

9.4 FUNGSI SINTAKSIS UNSUR- UNSUR KALIMAT
            Fungsi unsur kalimat    :

                        9.4.1 Fungsi Predikat
Biasanya berupa Frasa Verba atau Frasa Adjektival. Pada kalimat S-P predikat dapat berupa frasa nominal, frasa numeral, frasa preposisional. Contoh :
a.       Ayahnya guru Bahasa Inggris. P=FN
b.      Adiknya dua.P=FNum
c.       Ibu sedang ke Pasar.P=Fprep
d.      Dia sedang tidur.P= FV
e.       Gadis itu cantik sekali.P=Fadj

9.4.2 Fungsi Subjek
            Umumnya, berupa nomina, frasa nomina, frasa verbal atau klausa.
Contoh       : 
a.       Harimau binatang liar.
b.      Anak itu belum makan.
c.       Yang tidak ikut upacara akan ditindak.
d.      Berjalan kaki menyehatkan badan.
Umumnya, subjek di sebelah kiri predikat, namun jika subjek lebih panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek diletakkan di akhir kalimat.
Contoh  :
a.       Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
Menjadi...
b.      Tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian.

Pada kalimat imperatif, subjek adalah orang kedua atau orang pertama jamak.
                                    Contoh :
a.       Tolong kamu bersihkan meja ini.
b.      Mari kita makan. 
Pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap jika kalimat itu  dipasifkan. Contoh :
a.       Anak itu menghabiskan kuenya.
b.      Kue saya dihabiskan oleh anak itu.

9.4.3 Fungsi Objek
Berupa verba transitif pada kalimat aktif. Terletak setelah predikat. Biasanya berupa frasa nominal atau nomina. Jika O tergolong nomina, frasa nomina tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina O dapat diganti dengan pronomina –nya. Jika berupa pronomina aku atau kamu maka –ku dan –mu dapat digunakan.
Contoh      :
a.       Adi mengunjungi Paman Rustam. menjadi Adi mengunjunginya.
b.      Beliau mengatakan bahwa Ali tidak akan datang. menjadi Beliau mengatakannya.
c.       Saya ingin menemui kamu. menjadi Saya ingin menemumu.
Konstituen O dapat berupa klausa. Contoh : Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM naik.
Pada kalimat aktif, akan menjadi subjek jika kalimat itu di pasifkan.
Contoh : Pembantu membersihkan ruangan saya. menjadi Ruangan saya dibersihkan oleh pembantu.

                        9.4.4 Fungsi Pelengkap
Pelengkap mirip dengan Objek. Sama- sama berwujud nomina, dan terletak   di belakang verba. Tabel perbedaan Objek dan pelengkap      :


Objek
Pelengkap
1.      Berwujud frasa nominal atau klausa
2.      Berada langsung di belakang predikat
3.      Menjadi subjek akibat penafsiran kalimat
4.      Dapat diganti dengan pronomina -nya
1.      Berwujud FN, FV, Fadj, Fprep atau Klausa
2.      Berada langsung dibelakang predikat jika tak ada objek dan berda di belakang objek jika unsur ini hadir
3.      Tak dapat menjadi subjek akibat penafsiran kalimat
4.      Tak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, kedari dan akan.


     Seringkali nomina mempunyai hubungan khusus dengan verba atau adjektiva yang diikutinya sehingga seolah- olah keduanya tak dapat dipisahkan lagi. Contoh      :
a.       Makan waktu
b.      Balik nama
c.       Cuci muka
d.      Kurang darah
Gabungan verba atau adjektiva dengan nomina tersebut merupakan verba atau adj majemuk berfungsi sebagai satu kesatuan. Hingga hubungan tersebut seperti Idiom ( naik haji, turun tangan, lupa daratan, dsb.)

                        9.4.5 Fungsi Keterangan
Konstituen biasanya berupa nomina, frasa nominal, frasa preposisional, frasa adverbial.
                                    Contoh :
a.       Dia memotong rambutnya.
b.      Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah.
Jenis kata keterangan         :


Jenis Keterangan
Preposisi/ penghubung
Contoh
1.      Tempat
Di, ke, dari, pada, di dalam
Di kamar, ke rumahnya, dari Manado, di dalam almari, pada permukaan
2.      Waktu
-, pada, dalam, se-, sebelum, sesudah, selama, sepanjang
Sekarang, dalam minggu ini, sepulang dari kantor, sebelum malam tiba, sesudah mandi, selama satu minggu, sepanjang hari.
3.      Alat
dengan
Dengan gunting
4.      Tujuan
Agar/ supaya, untuk, bagi, demi
Agar kamu pintar, untuk kemerdekaan, bagi masa depan, demi kekasihnya.
5.      Cara
Dengan, secara, dengan cara, dengan jalan
Dengan diam- diam, secara hati- hati, dengan cara damai, dengan jalan berunding
6.      Penyerta
Dengan, bersama, beserta
Dengan adiknya, bersama pacarnya, beserta saudaranya
7.      Perbandingan/ kemiripan
Seperti, bagaikan, laksana
Seperti angin, bagaikan ombak, laksana bintang
8.      Sebab
Karena, sebab
Karena dia, sebab salah obat
9.      Kesalingan
-
Saling mencintai





























Keterangan lainnya, ket syarat, ket pengandaian, ket konsesif, ket hasil.
9.4.6        Interprestasi Ganda
9.4.6.1  Frasa preposisional sebagai Predikat
Kalimat (59)       :
a.      Ibu ke Pasar.
b.      Ayah di kamar.
c.       Pak Ali dari Bandung.
d.      Gelang ini untuk Rita.

Yang bercetak miring merupakan pradikat. Tafsiran itu tentu hanya mungkin jika konstituen pada kalimat- kalimat tersebut yakni, Ibu, Ayah, Pak Ali, dan Gelang ini sebagai Subjek. Terdapat contoh(60       :
a.      Ibu pergi ke Pasar.
b.      Ayah ada di kamar.
c.       Pak Ali berasal dari Bandung.
d.      Gelang ini gelang untuk Rita.
Pada conto tersebut, yang bercetak miring sebagai keterangan, sedangkan untuk Rita sebagai pewatas gelang. Predikat kalimat- kalimat tersebut ialah, pergi, ada, berasal, gelang.Tafsiran kalimat (59) berasal dari kalimat yang lebih lengkap seperti kalimat (60) bertolak dari anggapan bahwa verba pergi, ada, dan berasal serta nomina gelang mengalami pelepasan (lihat 10.6)

9.4.6.2  Frasa verbal sebagai Subjek
Contoh (61)        :
a.       Membangun gedung bertingkat mahal sekali.
b.      Mengumpulkan dana dari rumah ke rumah dilarang.
Bercetak miring berfungsi sebagai Subjek dan yang tak bercetak miring sebagai predikat.
                                                Contoh (62)     ;
a.       Biaya membangun gedung bertingkat mahal sekali.
b.      Kegiatan mengumpulkan dana dari rumah ke rumah dilarang.
Contoh (61) menurut ahli bahasa berasal dari kalimat (62) yang lebih lengkap. Yang bercetak miring merupakan pelengkap dan yang bergaris bawah mengalami pelepasan. Lihat ( 10.6.)



EmoticonEmoticon